4 CONTOH TEKS DESKRIPSI
SMP/MTS BARU
BONEKA SIGALE-GALE
Sebuah boneka berubah menjadi cerita yang sangat
mistis. Dia hidup dalam benak masyarakat di Pulau Samosir, Sumatera Utara.
Boneka itu bisa menari-nari sendiri dan juga menangis. Sigale-gale, begitu nama
boneka itu disebut. Masyarakat tak ada yang tak mengenal boneka ini. Ceritanya
penuh teka-teki. Kisahnya berlangsung lama, sejak sekitar 350 tahun yang silam.
Dahulu kala, hiduplah seorang raja bernama Raja
Rahat. Dia adalah seorang raja dari salah satu kerajaan di Pulau Samosir yang
dikelilingi Danau Toba di Sumatera Utara kini. Raja Rahat memiliki seorang
putra bernama Raja Manggale. Suatu ketika, sang raja mengirim putranya untuk
berperang. Namun, tak disangka Raja Manggale meninggal di medan perang. Tragisnya
lagi, mayatnya tak ditemukan. Raja Rahat sedih kehilangan putra semata wayang
yang akan mewarisinya kerajaannya. Raja pun akhirnya jatuh sakit karena selalu
menangisi kepergian Raja Manggale.
Melihat rajanya sakit, para tetua adat pun berusaha
mengobati Raja Rahat agar sembuh kembali. Namun, tak satu pun dukun yang bisa
menyembuhkannya hingga kemudian terbetiklah ide untuk menghidupkan kembali Raja
Manggale. Dipanggillah seorang dukun besar. Akan tetapi, usaha tersebut tak
juga berhasil. Raja Manggale tetap tidak bisa hidup kembali. Akhirnya, untuk
mengobati kesedihan Raja Rahat, dibuatkanlah boneka dari kayu yang menyerupai
Raja Manggale. Kemudian digelar pesta untuk merayakannya. Oleh sang dukun, roh
Raja Manggale pun dipanggil untuk masuk ke dalam raga boneka. Dengan
kepercayaan sipele begu, boneka pun dapat menari sendiri tanpa bantuan
alat apa pun. Selama tujuh hari tujuh malam, boneka tersebut bisa menari
sendiri. Raja Rahat pun senang mendapatkan pengganti Raja Manggale. Perlahan
dia sembuh kembali. Sejak saat itulah, orang Batak menyebut boneka tersebut
dengan nama Sigale-gale.
TARI
GAMBYONG
Tari
Gambyong adalah tarian untuk menyambut tamu atau mengawali suatu resepsi
perkawinan. Tarian ini dinamai sesuai dengan nama penari yang bernama Gambyong.
Penari ini hidup pada zaman Sunan Paku Buwana IV di Surakarta. Dia mahir dalam
menari dan memiliki suara merdu sehingga menjadi pujaan kaum muda pada zaman
itu.
Koreografi
tari Gambyong sebagian besar berpusat pada penggunaan gerak kaki, tubuh,
lengan, dan kepala. Penari tidak hanya lentur tubuhnya, tetapi juga harus
terampil. Ada berbagai gerak dalam tari Gambyong. Gerak srisig adalah
gerak dengan sikap berdiri jinjit dilanjutkan dengan langkah-langkah
kecil. Nacah miring yaitu kaki kiri bergerak ke samping, bergantian
disusul kaki kanan diletakkan di depan kaki kiri. Kengser adalah gerak
kaki ke samping dengan cara bergeser dengan posisi kaki tetap merapat ke
lantai. Gerak embat atau entrag adalah gerak dengan posisi lutut
yang membuka karena mendhak bergerak ke bawah dan ke atas. Selain itu,
ada juga gerak berjalan (sekaran mlaku), dan gerak di tempat (sekaran
mandheg).
TARI KECAK
Tari Kecak merupakan pertunjukan seni
khas Bali yang diciptakan tahun 1930-an. Tari itu dimainkan oleh puluhan
laki-laki yang duduk berbaris melingkar. Pada saat menari, mereka menyerukan
kata “cak” dengan irama tertentu seraya mengangkat kedua lengannya. Para penari
itu mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka.
Tarian ini merupakan gambaran kisah
Ramayana tatkala barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Rama ingin
membebaskan Shinta yang diculik oleh Rahwana.
Tari Kecak diciptakan pada tahun 1930-an oleh I Wayan Limbak yang bekerja sama dengan
pelukis Jerman Walter Spies. Pada awalnya, dua seniman itu terpesona oleh
tari-tarian dalam ritual Sanghyang. Ketika itu, para penari Sanghyang menari
dalam kondisi kemasukan ruh atau kerasukan. Ritual Sanghyang sendiri merupakan ritual masyarakat Bali yang bersumber dari
tradisi pra-Hindu dengan tujuan menolak bala. Ritual ini kemudian diadopsi oleh
I Wayan Limbak dan Walter Spies menjadi sebuah seni pertunjukkan oleh umum dan ditampilkan
di berbagai negara di Eropa dengan nama Tari Kecak.
TARI
SAMAN
Tari
Saman tercatat di UNESCO pada Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan
Manusia. Penetapan itu dilaksanakan pada Sidang ke-6 Komite Antar Pemerintah
untuk Pelindungan Warisan Budaya Takbenda UNESCO di Bali, pada 24 November
2011. Pada awalnya Tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan
pesan (dakwah) dan ditarikan oleh laki-laki. Tari Saman mengandung pendidikan
keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan.
Penari
Saman berjumlah ganjil. Mereka menyanyikan syair lagu berbahasa Gayo bercampur
dengan bahasa Arab saat menari. Nyanyian dalam Tari Saman dibagi dalam lima
macam. Regnum adalah nyanyian berupa suara auman. Dering adalah
suara auman yang dilakukan oleh semua penari. Redet adalah lagu singkat
dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah
tari. Sek adalah lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara
panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak. Saur yaitu
lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari
solo. Selain nyanyian, gerakan penari Saman diiringi alat musik berupa gendang,
suara teriakan penari, tepuk tangan penari, tepuk dada penari, dan tepuk paha
penari. Gerak dalam tari itu disebut guncang, kirep, lingang, dan surang-saring
(semua nama gerak ini adalah bahasa Gayo).
Kostum atau busana khusus Tari
Saman terbagi tiga bagian. Pada kepala dipakai bulang teleng dan sunting
kepies. Bulang teleng, yaitu kain berdasar hitam berbentuk empat persegi
panjang. Sunting kepies atau tajuk bunga digunakan di bagian kanan kepala. Pada
badan dipakai baju kantong, celana, dan kain sarung. Baju kantong disebut juga
baju kerawang yaitu baju bertangan pendek berwarna hitam disulam benang putih,
hijau, dan merah. Pada tangan dipakai topong gelang dan sapu tangan. Penggunaan
warna pada kostum penari sangat penting menurut tradisi karena warna mengandung
nilai-nilai yang menunjukkan identitas, kekompakan, kebijakan, keperkasaan,
keberanian, dan keharmonisan para pemakainya.
0 Komentar untuk "4 CONTOH TEKS DESKRIPSI SMP/MTS BARU"